Pro dan Kontra menghiasi Kurikulum Merdeka sepanjang perjalanannya dari pihak pendidik, orang tua, bahkan siswa itu sendiri. Lalu, apa tanggapan siswa terkait Kurikulum Merdeka? Berikut pesan dan kesan dari beberapa siswa dan siswi kelas 6C.
“Kurikulum yang fleksibel”
“Pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk belajar melalui eksplorasi proyek-proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. Ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.
Penggunaan Teknologi
Pemanfaatan teknologi dapat menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Teknologi juga membantu memperluas akses informasi dan sumber belajar bagi siswa dan guru. Tetapi di daerah yang terpencil
Kurikulum yang Fleksibel
Sekolah diberikan kebebasan untuk menyesuaikan kurikulum sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal. Ini memungkinkan pengembangan program-program khusus yang relevan dengan lingkungan dan budaya setempat.
Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka menekankan pengembangan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila mencakup enam dimensi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
Terkendala oleh Internet
Banyak sekolah di pelosok wilayah 3T menghadapi kendala akses internet yang terbatas. Kesulitan ini menjadi hambatan utama dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka di daerah tersebut. Tanpa internet, sekolah-sekolah ini kesulitan mengakses Platform Merdeka Mengajar (PMM).” – Arsya Zahrina Setiawan
“Banyak sekali proyek dan praktikum langsung”
Menurut pendapat saya, Kurikulum Merdeka merupakan suatu metode pembelajaranyang memberikan kemudahan bagi para guru untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswanya. Dengan kebebasan ini, para guru dapat menyesuaikan cara mengajar agar lebih menarik dan menyenangkan. Sementara siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Salah satu keunggulan utama dari Kurikulum Merdeka adalah proses pembelajaran yang disertai dengan banyak sekali proyek dan praktikum langsung, sehingga siswa menjadi lebih tereksplor minat dan bakatnya serta lebih berani untuk mencoba hal baru yang ada di sekolah. Siswa juga lebih mudah untuk memahami dan menerima materi yang diberikan ilah
para guru di sekolah.
Meskipun Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dalam hal belajar, pelaksanaannya masih menghadapi banyak kendala. Tidak semua guru siap untuk mengajar dengan cara yang ditetapkan oleh kurikulum tersebut. Selain itu, terdapat keterbatasan fasilitas, pelatihan-pelatihan untuk guru dan sekolah akibatnya ada perbedaan kualitas pendidikan antara sekolah satu dengan yang lainnya. Beberapa siswa juga terkadang mengalami kesulitan saat pembelajaran. Mereka bingung karena adanya kebebasan dan banyaknya proyek yang ada dalam pembelajaran. Serta timbulnya biaya-biaya untuk praktikum siswa juga menjadi kendala bagi orang tua dalam mendukung pembelajaran anaknya di sekolah.
Secara keseluruhan Kurikulum Merdeka memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Namun, agar berjalan dengan baik diperlukan kerjasama antara guru, siswa, orangtua, sekolah dan pemerintah supaya Kurikulum Merdeka bisa menjadi langkah maju menuju sistem pendidikan yang lebih baik, relevan dan kreatif sesuai dengan perkembangan zaman.” – Handindito Abdurrahman Putra
“Saya merasakan perubahan”
“Salam Literasi
Pada kesempatan kali ini perkenalkan nama saya Anindya Maheswari arsethie putri dari SD Patra Dharma 3 Balikpapan akan memberikan sedikit pendapat dan implementasi saya mengenai Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan di sekolah saya sejak saya duduk dikelas IV hingga saat ini dikelas VI .
Dengan adanya perubahan Kurikulum K13 menjadi Kurikulum Merdeka, maka saya merasakan perubahan dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan untuk belajar bagi semua siswa berdasarkan kemampuan, minat dan potensi dari masing-masing siswa itu sendiri dengan tujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya pintar secara akademis tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta memiliki keterampilan untuk bekal kehidupan di masa depan. Selain itu materi pelajaran yang diberikan pada Kurikulum Merdeka juga sudah dibagi-bagi setiap mata pelajaran sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya.
Menurut saya pembelajaran yang paling seru dan tidak membosankan pada Kurikulum Merdeka adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa disebut dengan Proyek P5.
Mengapa??
Karena dengan adanya tugas proyek dari Bapak/Ibu guru, saya bisa langsung praktik untuk menyelesaikan proyek tersebut sehingga saya dan teman-teman bisa meningkatkan keterampilan atau skill yang berguna untuk kegiatan sehari-hari saat ini ataupun di kemudian hari.
Beberapa contoh proyek P5 yang sudah saya dan teman-teman lakukan disekolah antara lain:
- Membuat kreasi bunga dan pot dari botol plastik bekas minuman dan kemudian hasil karya tersebut kami pasarkan/jual saat bazar disekolah. Pelajaran yang saya dapatkan dari proyek ini selain saya bisa memanfaatkan barang bekas atau daur ulang saya juga mendapatkan pengalaman berjualan/niaga
- Membuat video iklan tertentu dan melakukan editing pada video tersebut. Pelajaran yang didapat dari proyek ini yaitu secara tidak langsung saya belajar untuk melakukan acting layaknya sebagai seorang aktris/actor J dan saya juga belajar untuk mengedit video dengan mengunakan aplikasi tertentu dimana sebelumnya kami tidak mengetahui teknik tersebut tetapi dengan adanya tugas projek P5 maka kami harus memaksakan diri kami untuk terus meningkatkan pengetahuan dan skill kami terhadap teknologi komputer/HP yang terus mengalami perubahan sepanjang waktu.
- Membuat bubur dari kertas dan kemudian dibentuk menjadi sebuah obyek tertentu lalu diberi warna dan kemudian dkeringkan untuk dijadikan hiasan dinding yang mempunyai nilai jual.
- Projek P5 lainnya yaitu acara pagelaran budaya disekolah, kami mengenakan berbagai macam baju adat dari seluruh Indonesia. Pelajaran yang kami dapatkan dari proyek P5 ini kami bisa melihat langsung keanekaragaman adat istiadat bangsa Indonesia bukan hanya melalui teori saja.
- Dan masih banyak projek P5 lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Mengapa Proyek P5 juga merupakan pembelajaran yang paling seru? karena proses penyelesaian beberapa projek P5 dari Bapak dan Ibu guru dikerjakan bersama-sama dengan teman-teman yang terbagi menjadi beberapa kelompok, sehingga kami bisa semakin akrab dan bergotongroyong satu dengan yang lainnya. Secara keseluruhan kegiatan Proyek P5 ini memberikan pengalaman yang sangat berharga dan membuka wawasan kami.
Selain Proyek P5 implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah kami yaitu dengan adanya pelajaran muatan lokal yang diberi nama Satraman (Sains Patra Dharma Mandiri) dan Matraman (Matematika Patra Dharma Mandiri).
Namun di sisi lain implementasi Kurikulum Merdeka juga memiliki beberapa kekurangan dan tantangan diantaranya yaitu: tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri menentukan minat dan bakat mereka sendiri dan adanya projek P5 yang berlebihan sehingga membebani siswa, beberapa guru mungkin akan merasa kesulitan dengan sistem mengajar yang lebih fleksible pada kebutuhan individu siswa. Oleh karena itu dukungan dari pemerintah sangat penting agar Kurikulum Merdeka ini dapat dijalankan dengan maksimal.
Demikian pendapat yang bisa saya berikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah saya/kami.
Saya berharap Kurikulum Merdeka ini dapat terus dikembangkan dan disempurnakan dan tetap berpegang teguh pada tujuan untuk membentuk generasi Indonesia yang berkarakter.
Akhir kata saya mengajak semua teman-teman jangan pernah patah semangat karena di Kurikulum Merdeka kita bisa mengembangkan bakat dan kreativitas kita.
Bergerak bersama lanjutkan Merdeka belajar” – Anindya Maheswari Arsethie Putri